بَابُ الْحَالِ
الْحَالُ هُوَ: الِاسْمُ الْمَنْصُوبُ، الْمُفَسِّرُ لِمَا انْبَهَمَ مِنَ الْهَيْئَاتِ، نَحْوُ قَوْلِكَ: “جَاءَ زَيْدٌ رَاكِبًا” وَ “رَكِبْتُ الْفَرَسَ مُسْرَجًا” وَ “لَقِيتُ عَبْدَ اللَّهِ رَاكِبًا” وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ. وَلَا يَكُونُ الْحَالُ إِلَّا نَكِرَةً، وَلَا يَكُونُ إِلَّا بَعْدَ تَمَامِ الْكَلَامِ، وَلَا يَكُونُ صَاحِبُهَا إِلَّا مَعْرِفَةً.
Bab Al-Haal (Keterangan Kondisi)
Al-Haal (الْحَالُ) secara sederhana adalah “keterangan kondisi”. Posisinya dalam kalimat adalah untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana…?”. Ia menjelaskan bagaimana kondisi atau keadaan dari subjek atau objek pada saat perbuatan itu terjadi.
Definisi & Komponen Utama
Definisi Fungsional: Haal adalah isim yang selalu dalam keadaan nashab dan berfungsi untuk menjelaskan keadaan yang sebelumnya samar atau tidak diketahui.
Dalam struktur kalimat Haal, ada dua komponen utama:
- Al-Haal (الْحَالُ): Kata yang menjelaskan kondisi.
- Shahibul Haal (صَاحِبُ الْحَالِ): “Pemilik kondisi”, yaitu kata (bisa Subjek/Fa’il atau Objek/Maf’ul bih) yang kondisinya sedang dijelaskan.
Analisis Contoh
1. جَاءَ زَيْدٌ رَاكِبًا (Zaid datang dalam keadaan berkendara).
- Pertanyaan: Bagaimana kondisi Zaid saat ia datang?
Al-Haal (Kondisi): رَاكِبًا (sambil berkendara). Ia nashab.
Shahibul Haal: زَيْدٌ sebagai Fa’il (Subjek).
- وَرَكِبْتُ الْفَرَسَ مُسْرَجًا (Dan aku menunggangi kuda itu dalam keadaan
sudah berpelana).
Al-Haal: مُسْرَجًا (sudah berpelana), nashab.
Shahibul Haal: الْفَرَسَ (Maf’ul Bih / Objek).
- وَلَقِيتُ عَبْدَ اللهِ رَاكِبًا (Aku bertemu Abdullah dalam keadaan aku
sedang berkendara).
Al-Haal: رَاكِبًا (sambil berkendara), nashab.
Shahibul Haal: Dhamir تُ (aku) yang terdapat pada fi’il لَقِيتُ sebagai Fa’il (Subjek).
Syarat-syarat Penting Al-Haal
Jurumiyah memberikan tiga syarat fundamental:
- Haal harus Nakirah (النَّكِرَةُ)
- Penjelasan: Tidak boleh menggunakan alif-lam, biasanya ditanwin.
- Haal hanya muncul setelah kalimat sempurna (تَمَامِ الْكَلَامِ)
- Harus muncul setelah unsur inti kalimat (Fi’il + Fa’il / Fi’il + Maf’ul Bih).
- Shahibul Haal harus Ma’rifah (الْمَعْرِفَةُ)
- Bisa berupa ‘Alam, isim ma’rifat, atau dhamir.
Contoh:
- زَيْدٌ (Ma’rifah karena ‘alam)
- الْفَرَسَ (Ma’rifah karena alif-lam)
- تُ (Dhamir, termasuk Ma’rifah)